Kamis, 23 Februari 2012

Dugaan Teroris dari AS

source:www.vivanews.com

Deplu AS: Jemaah Ansharut Tauhid Teroris

Departemen Keuangan AS juga telah memasukkan tiga pimpinan JAT dalam daftar hitam

Jum'at, 24 Februari 2012, 08:51 WIB
Renne R.A Kawilarang
Ketua Harian JAT, Muhammad Achwan (tengah) (VIVAnews/ Fajar Sodiq)
BERITA TERKAIT

VIVAnews - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyatakan Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) asal Indonesia pimpinan Abu Bakar Ba'asyir sebagai organisasi teroris asing.

Bersamaan dengan itu, Departemen Keuangan AS juga telah memasukkan tiga pimpinan JAT dalam daftar hitam sehingga akses keuangan internasional ke mereka harus diputus. Dengan keputusan itu, AS melarang semua perusahaan Amerika untuk bertransaksi dengan tiga pengurus JAT itu.

Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip harian The Wall Street Journal, menyatakan bahwa JAT dianggap bertanggungjawab melancarkan sejumlah serangan terkoordinasi atas warga sipil yang tidak bersalah, polisi, dan personel militer di Indonesia. Deplu AS juga menyatakan bahwa JAT mendapatkan senjata dengan merampok bank dan melancarkan sejumlah kegiatan ilegal lain.

Pemerintah AS juga menuding bahwa JAT berupaya membentuk kekalifahan di Indonesia. Abu Bakar Ba'asyir pun dianggap berperan membentuk Jemaah Islamiyah, yang kelompok militan berbasis di Asia Tenggara yang terkait dengan jaringan teroris Al Qaeda.

Sementara itu, Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa tiga pengurus JAT punya hubungan dengan Al Qaeda. Mereka adalah Mochammad Achwan, Son Hadi bin Muhadjir, dan Abdul Rosyid Ridho Ba'asyir.

"Kami telah mengambil langkah baru untuk memastikan bahwa para teroris itu terputus dari sistem keuangan internasional dan mempersulit mereka untuk melancarkan kekerasan dimanapun mereka berbasis," kata Adam Szubin, Direktur Kantor Pengendalian Aset Luar Negeri dari Departemen Keuangan AS (OFAC) seperti dikutip Reuters.

Menurut data Departemen Keuangan AS, Achwan menyediakan dana untuk pembangunan kamp pelatihan militan di Aceh pada 2010. Para militan menggunakan nama "Al Qaeda di Aceh, yang bertujuan untuk membunuh para pekerja kemanusiaan AS dan turis-turis Barat lain.

Son Hadi, menurut Departemen Keuangan AS, berperan menyediakan bahan peledak untuk serangan bom Jemaah Islamiyah di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, yang menewaskan sembilan orang dan melukai 182 lainnya.

Abdul Rosyid dikenal sebagai pimpinan JAT yang berperan merekrut para anggota dan menggalang dana. Dia masuk dalam kepemimpinan JAT sejak 2010.

• VIVAnews

Tidak ada komentar: